Kalau kamu pernah pegang kartu nama, undangan, atau kemasan produk yang permukaannya terasa timbul atau cekung, itu kemungkinan besar hasil dari teknik cetak emboss atau deboss.
Dua teknik ini sering dipakai di dunia percetakan untuk menciptakan efek tiga dimensi yang bikin produk terlihat lebih menarik dan berkelas. Tapi, apa sih bedanya emboss dan deboss? Kapan kamu harus memilih salah satunya? Yuk, simak penjelasannya!
Emboss itu teknik yang bikin desain atau tulisan jadi timbul ke atas. Jadi, ketika kamu lihat atau sentuh, ada bagian yang naik dari permukaan materialnya.
Contohnya, logo di kartu nama yang terasa menonjol ketika dipegang. Emboss biasanya dipakai kalau mau bikin desain yang eye-catching dan menarik perhatian.
Nah, kalau deboss kebalikannya. Teknik ini bikin desain atau tulisan jadi cekung atau masuk ke dalam permukaan material. Jadi, ketika kamu lihat atau sentuh, ada bagian yang terasa lebih dalam.
Contohnya, tulisan di dompet kulit yang terkesan halus dan elegan. Deboss lebih cocok dipakai kalau mau bikin kesan minimalis tapi berkelas.
Setelah mengetahui pengertian emboss dan deboss di atas, sekarang Anda harus tahu perbedaannya, berikut kami berikan uraiannya:
Kalau emboss menghasilkan efek timbul atau menonjol di permukaan material, deboss justru sebaliknya, yaitu menciptakan efek cekung atau masuk ke dalam material atau bahan.
Misalnya, kamu punya kartu nama dengan logo perusahaan yang terasa timbul ketika disentuh. Itu adalah contoh emboss. Sebaliknya, jika logonya terasa cekung, berarti itu hasil dari finishing deboss. Jadi, intinya, emboss itu “naik” sedangkan deboss itu “turun”. Simple, kan?
Setelah memahami perbedaan antara emboss dan deboss, pertanyaan selanjutnya adalah kapan kamu harus menggunakan teknik ini? Jawabannya tergantung pada tujuan dan kesan yang ingin kamu sampaikan.
Emboss cocok digunakan ketika kamu ingin menonjolkan elemen tertentu, seperti logo, teks, atau gambar. Teknik ini sangat efektif untuk menarik perhatian dan memberikan kesan mewah. Misalnya, pada kartu nama, sampul buku, atau kemasan produk. Emboss juga bisa digunakan untuk menciptakan efek 3D yang membuat desain terlihat lebih dinamis.
Di sisi lain, deboss lebih cocok untuk desain yang ingin terlihat elegan dan klasik. Karena efeknya yang cekung, deboss sering digunakan pada undangan resmi, sertifikat, atau produk-produk premium. Selain itu, deboss juga bisa dikombinasikan dengan teknik lain, seperti foil stamping, untuk menciptakan efek yang lebih menarik.
Nah, sekarang masuk ke proses cetaknya. Meskipun keduanya menggunakan prinsip yang mirip, yaitu menekan material dengan cetakan khusus, ada perbedaan dalam cara kerjanya.
Untuk emboss, material ditekan dari bawah sehingga bagian yang diinginkan menjadi timbul. Biasanya, teknik ini membutuhkan cetakan khusus yang disebut die. Die ini akan menekan material dari belakang, sehingga bagian depan terlihat menonjol.
Sementara itu, deboss bekerja dengan cara sebaliknya. Material ditekan dari atas, sehingga bagian yang diinginkan menjadi cekung. Proses ini juga membutuhkan die, tetapi tekanan diberikan dari sisi depan material. Hasilnya, bagian yang dideboss akan terlihat seperti “tertekan” ke dalam.
Emboss cocok digunakan ketika kamu ingin membuat desain yang menarik perhatian dan terlihat menonjol. Beberapa contoh penggunaannya:
Deboss lebih cocok dipakai kalau kamu ingin menciptakan kesan minimalis tapi berkelas. Beberapa contoh penggunaannya:
Oh ya, kalau kamu sedang mempertimbangkan untuk cetak ID card dengan efek emboss atau deboss, jangan lupa konsultasikan dulu dengan ahlinya. Kedua teknik ini bisa memberikan sentuhan profesional dan elegan pada ID card-mu lho..
Tapi, kalau masih ada yang kurang jelas atau kamu punya pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi Talitali ya. Tim kami siap membantu menjawab semua kebingunganmu, termasuk untuk urusan cetak ID card atau kebutuhan desain lainnya. Jadi, jangan sungkan untuk bertanya atau konsultasi lebih lanjut di kontak kami: